Rabu, 15 Desember 2010

STRATEGI MEMBANGUN MOTIVASI PESERTA DIDIK DI KELAS

STRATEGI MEMBANGUN MOTIVASI PESERTA DIDIK DI KELAS
Pendidikan pada umumnya di Indonesia masih besifat teacher centris, di mana seorang guru bagaikan seorang narasumber yang serbabisa, hanya sedikit sekali pendidikan yang melibatkan peserta didik secara personal dalam pengembangan kemampuannya. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya materi pelajaran yang harus dikuasi peserta didik dengan mengabaikan menggali motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Kalaupun ada baru sedikit dan harganya cukup mahal di kalangan kelas menengah  ke atas. Ironis memang, pendidikan kebanyakan di Indonesia berada di sekolah-sekolah negeri yang dikelola pemerintah ataupun sekolah yang berada milik masyarakat rendah masih menggunakan strategi pembelajaran penguasaan materi pelajaran yang cukup menjenuhkan.
Agar pendidikan tidak menjenuhkan baik untuk kalangan peserta didik maupun guru sebagai sumber ilmu, seorang guru harus mampu membangun motivasi peserta didik. Karena dengan motivasi yang tinggi bagi  peserta didik akan membangun berbagai energi untuk belajar dan mempelajari keadaan di sekitarnya. Bukankah salah satu alasan beberapa peserta didik yang hobi melakukan tawuran adalah ketidakjelasan motivasi mereka memahami siapakah dirinya sendiri, yang ada mencari identitas diri dengan cari perhatian dari masyarakat sekitar.
Nah bagaimana membangun motivasi peserta didik ketika  berada di kelas. Beberapa dianatara pengalaman penulis adalah sebelum pengajaran di mulai pada pertemuan pertama, peserta didik diarahkan agar memiliki cita-cita yang baik, bila perlu diceritakan beberapa tokoh dunia yang berhasil dengan keterbatasan keluarganya menjadi tokoh terkenal dunia, seperti Thomas Alfa Edison, Al Gozali, Imam Syafi'i dan sebagainya. Setelah itu mengajak peserta didik untuk membayangkan impian mereka yang sudah dituliskan sebelumnya seperti dalam kehidupan nyata 5-20 tahun kemudian. Bila perlu dirangsang dengan bentuk tulisan yang ditulis peserta didik sesuai hati nurani mereka tanpa harus dibaca terlebih dahulu sebelum bayangan mereka tertulis dalam beberapa lembar kertas. Setelah itu mereka membacakan impian mereka satu persatu atau perwakilannya saja jika keterbatasan waktu jam pelajaran. Dengan mereka membacakan impian dan cita-cita mereka di masa depan maka seorang guru akan tahu cita-cita mereka paling tidak ada yang ingin jadi dokter, polisi, tentara, pengusaha, PNS, guru,politikus dsb. Maka mulailah seorang guru mengenal peserta didik dengan menyebut cita-cita luhur mereka, misalnya ketika pelajaran  berlangsung guru merangsang memberikan pertanyaan dengan mengatakan bagaimana pendapat dokter kita, atau yang berhubungan dengan masalah sosial dengan meminta pendapat calon politikus, calon guru dan calon pengusaha?
Sebutan yang terbangun setiap hari kepada peserta didik akan membangun energi yang sangat luar biasa di pikiran dan otak mereka, mereka semakin yakin dengan cita-citanya dan bagaimana cara mengejar cita-cita tersebut. Dengan mereka sadar bahwa akan menjadi manusia sesuai dengan sebutan tersebut akan terbangun rasa sadar, tanggung jawab dan solideritas terhadap sesama cita-cita. Sebaliknya jangan pernah sekali-kali mengatakan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dengan makian seperi bodoh, pemalas, bandel, anak durhaka dsb. Karena sebutan tersebut itu akan selalu masuk di hati mereka dan merangsang mereka untuk benar-benar menjadi sesuai panggilan tersebut. Sering kali di temukan di kalangan peserta didik yang mengatakan bahwa hasil karya mereka jelek, tidak bagus atau acak-acakan, jangan sekali-kali kita memberikan komentar yang mematikan kemampuan mereka, katakan kepada mereka agar mengiatakan inilah karya terbaik saya. Dengan merangsang mereka untuk mengatakan yang terbaik karyanya mereka akan selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Demikianlah sekelumit cara pandang bagaimana strategi pembelajaran kita ubah menjadi  suasana yang menyenangkan peserta didik. Mereka merasa terlibat di dalamnya, merasa memiliki untuk belajar, merasa bertanggung jawab dalam proses pembelajaran.Bagi seorang guru tidak harus lelah menyampaikan materi pelajaran, cukup mengamati, mengarahkan, membangun rasa percaya diri dan memberikan penghargaan sekecil apapun yang mereka kerjakan.
Bravo guru Indonesia, di tangan kitalah pendidikan agar menjadi agen of change di masa depan. Tidak menjadi pembunuh karakter peserta didik, bahkan harus sebaliknya yaitu merangsang motivasi peserta didik membangu karakter dan buaday bangsa ini yang menatap  masa depan yang lebih baik. Bukankah kita diajarkan hari ini harus lebih baik dari hari kemaren, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Selamat mencoba dan  berbagi pengalaman dalam proses pembelajaran.
Wassalam ila Liqaa, good luck, Allah bless us alwasy every time.
Oleh Ruhyana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar