Rabu, 19 Januari 2011

Mengkritisi Pendidikan di Indonesia

Mengkritisi Pendidikan di Indonesia Leave a comment

Pendidikan yang kita rasakan di Indosia selama ini merupakan pendidikan yang kita teruskan dari para pendahulu kita, baik itu majapahit, Islam bahkan penjajah Belanda memberikan kontribusi pendidikan selama ini,. Namun yang menjadi persoalan kenapa pendidikan di negara yang besar ini belum banyak menmghasilkan ilmuwan yang dapat membooming dunia ini, padahal ketika lomba fisikan, matematika di tingkat Internasional, tidak ayal lagi beberapa peserta mendapat gelar juara pertama di kancah internasional. Apakah penguasaan materi pendidikan selama ini tidak bisa diterapkan dalam dunia masyarakat, atau bahkan hanya menmjadi daya ingat tidak menimbulkan kreativitas yang mendunia.

Pendidikan di Indonesia selama ini baik dari mulai SD,SMP,SMA/SMK, MI,MTs, MA dan perguruan Tinggi selama ini dipenuhi dengan pelajaran yang sanghat kompleks, ditambah lagi dari setiap pelajaran banyak sekali materi pelajaran yang harus dikuasai peserta didik, bahkan materi pelajaran ini sudah ditemukan juga pada pendidiikan pra sekolah seperti TK. RA bahkan PAUD. Nah yang menjadi persoalan materi pelajaran dengan sekian mata pelajaran dan terdiri dari beberapa materi pelajaran yang dirasakan sangat tinggi tetapi belum dirasakan efektivitasnya bagi peserta didik. Apakah materi pelajaran tersebut sudah teruji dengan baik di kalangan peserta didik pada tempat-tempat tertentu, bukan hanya mengatakan ini cocok untuk dipelajari kepada peserta didik, sementara kebutuhan mereka pada usia peserta didik bagaikan memepelajari alam gaib sana yang sulit untuk difahami. Dan apakah materi pelajaran selama ini dibutuhkan peserta didik pada usianya belum? artinya secara pragmatis jika materi pelajaran tersebut sangat dibutuhkan untuk memahami dan menerapkan di periode berikutnya maka menjadi sesuatu yang harus ada dan harus dpelajari, akan tetrapi jika materi suatu pelajaran tidak begitu dibutuhkan dalam kehidupan maka tidak menjadi sekala prioritas. Contoh misalnya masih ditemukan pada beberapa kasus di SMP peserta didiik yang belum bisa membaca dengan lancar, padahal itu merupakan suatu kunci untuk dapat mempelajari yang lainnya. Apakah karena terlalu banyak pelajaran dan materim pelajaran di SD misalnya akan mengakibatkan kabiurnya tujuan pembelajaran yaitu dalam rangka mempersiapkan peserta didik di tingkat berikutnya?

Ini perlu penelitian yang lebih mendalam dari pakar pendidikan di Indonesia, dan apakah antara satu pelajaran dengan pelajaran lain ada sinkronisasi materi pelajaran tidak? Karena Allah Swt saja dalam ayat-ayat Al Quran akan menyesuaikan dengan ungkapan-ungkapan atau firmannya sesuai dengan situasi dan kondisi manusia yang mudah memahaminya, tidak yang sulit difahami.

Menurut saya sebagai praktisi pendidikan di SD harus lebih banyak Calistung ( membaca, Menulis dan menghitung ) serta bagaimana bersikap sosial dengan masyarakat sekitarnya. Bukan menghafal rumus-rumus matematika yang ilmunya melangit tanpa membumi di kalangan peserta didik pada usianya. Sehingga pendidikan diarahkan terhadap segala sesuatu memahami dirinya sendiri, orang lain dan masyarakat serta lebih jauh mengetahui dengan sadar segala anggota tubuhnya untuk apa dan apa akibatnya?

Pendidikan bahasa indonesia, bahasa daerah serta bahasa inggris serta bahasa arab selama ini lebih banyk diarahkan mempelajari gramatikalnya dibandingkan cara bisa berbahasa yang baik dan benar ketika bersosial dengan masyarakat lainnya. Jika paradigma ini tidak dirubah maka tidak ayal lagi pendidikan selama ini sia-sia belaka dan tidak menghasilkan output sesuai dengan harapan masyarakat.

Inilah sekilas kritikan terhadap pendidikan selama ini yang harus kita ubah dari sisi paradigma, metodologi dan kebijakan pendidikan, dan yang lebih penting membentuk sikap dan perilaku sosial sesuai dengan tujuan pendidikan.

Kritikan laiinya, sebentar lagi akan ada di website ini.

Oleh Ruhyana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar